Yang dalam diam menyimpan berjuta teriakan yang menghitam dalam kebekuan
merah awan telah bercengkrama dengan hujan,
seakan tertawa dalam kelamku,
kuhabiskan waktu-waktu mengitari taman
dari bunga satu, ke yang lain.
Aku adalah seorang wanita
Yang dalam tawa menyimpan sayatan-sayatan perih
luka-luka yang entalah kapan kan sembuh.
Peluklah geramku kekasih,
Ciumlah isak tangisku kekasih,
Aku seakan berteriak, ingin kau membaca pikiranku
Aku hanya diam,
Aku diam,
Diam.
Dan saat semua berlalu, aku mulai tercerahkan,
Aku bertanya kepada malaikat di hatiku,
Wajarkah jika,
Aku adalah seorang wanita,
Menyatakan cinta kepada lawan jenis,
Bukankah harusnya aku diam,
Menebar senyum, dengan sejuta kemungkinan.
Bukankah harusnya ku diam.
Harusnya ku diam.
Ku diam.
Dan saat semua berlalu, aku mulai tercerahkan,
Bahwa memendam diam,
Adalah kebodohan kedua terbesar setelah mencintai.
Hanya saja kita tak bisa memilih untuk tidak mencintai.
Tapi kita bisa memilih untuk tidak diam.
Untuk tidak diam.
Tidak diam.
Dan saat semua berlalu, aku mulai tersesalkan.